Aula barat NH,22 Oktober 2008
Dikala semua terlelap…
Jam 00.52 WIB
Itulah aku, dikala yang lain dah pada tidur aku belum mampu memejamkan  mata. Waktu sisa yang ada kucoba kuhabiskan untuk tilawah, mencoba  mengenal lebih dekat dengan Alqur’an. Agar aku bisa mencintainya dan  bisa terus bersamanya disetiap waktuku....
Ribauan langkah kau tapaki...
Plosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman tuhan-Mu
Terik matahari...
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai tak runtuhkan asamu
Raga kan terluka tak kecilkan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu
Diiringi  nasyid yang menyentuh hati sang murabbi kucoba melakukan intropeksi  diri....astaghfirulloh haladziim....betapa banyak waktu yang terbuang  sia-sia. Ilahi Rabbi malu saya dengan saudara saya yang bisa meraup  semua ladang amal. Tetapi aku? Aku belum mampu melakukan itu....semoga  amalan sedikit ini bisa menjadi pemberat timbangan di yaumul akhir  nanti.
Teringat apa yang disampaikan oleh seorang al akh yang  tadi sempat presentasi tentang infak orang tua mahasiswa (iom) yang  disampaikan oleh akh junaedul: ada 2 kalimat yang saya rekam dan saya  abadikan di buku agenda jihad khesiya illiyyana jadiid yang beliau tukil  dari seseorang juga, cukup bagus memang. Ni dia kata-katanya :
1.  Kita tidak pernah tahu amalan apa yang diterima dalam seambrek aktfitas  kita, maka dari itu ketika kesempatan untuk berfastabikhul khairat maka  optimalkan!!!
2. Kita akan malu, kalau kita minta uang untuk diri  sendiri. Tetapi jangan pernah malu untuk meminta hak orang lain untuk  menegakkan dienulloh ini. Subhanallah....
Tubuh ini terlalu penat..
Inginku sesekali memanjanya,karena dia juga perlu dijaga
Karena ini amanah bukan??
Akhirnya kumatikan laptop dan bismika allahumma.....kupanjatkan.
Agar nanti bisa berkhalwat dengan-Nya, disepertiga malam.
Sebelum  tidur kucoba membuka kembali buku hadist arba’in Imam Nawawi yang setia  menemaniku tak pernah lepas dari tasku, sayang kalau tidak dibaca,  hatikupun tertambat pada hadist yang ke-18. Hadits yang telah kuhafal  waktu duduk dibangku tsanawi dulu. Tetapi aku baru tahu tafsirnya saat  ini....
” Dari abu dzar, jundub bin junadah, abu  ’abdurrahman,Mu’adz bin jabal, dari rasululloh SAW beliau bersabda:“  Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, dan susullah  sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya, dan  bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik.“ ( H.R Tirmidzi, ia  berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih)
Riwayat  hidup abu dzar itu banyak. Ia masuk islam ketika rasululloh SAW masih  di Makkah. Dan beliau menyuruhnya kembali kepada kaumnya. Namun ketika  Rasulullah SAW menyaksikan tekadnya untuk tinggal di Makkah bersama  beliau, maka Rasululloh SAW tidak mampu mencegahnya.
Sabda  Rasulullah SAW kepada Abu dzar ” Bertaqwalah kepada Allah di mana saja  engkau berada, dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan,pasti  akan menghapuskannya.” hal ini sejalan dengan firman Allah :
” Sesungguhnya segala amal kebajikan menghapus segala perbuatan dosa” ( Huud (11):114)
Sabda  beliau ” Bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik” maksudnya  bergaulllah dengan manusia dengan cara-cara yang kamu merasa senang bila  diperlakukan oleh mereka dengan cara sepertii itu. Ketahuilah bahwa  yang paling berat timbangannya di akhirat kelak adalah akhlaq yang  paling baik. Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya orang yang paling  aku cintai di antara kamu dan yang paling dekat kepadaku posisinya pada  hari kiamata adalah orang yang paling baik akhlaqnya di antara kamu”  (HR.Tirmidzi, Ahmad no 17066, Thabrani dan Ibnu Hibban)
Akhlaq  yang baik adalah sifat para nabi, para rasul dan orang-orang mukmin  pilihan. Perbuatan buruk hendaklah tidak dibalasa dengan keburukan,  tetapi dima’afkan dan diampuni serta dibalas dengan kebaikan.
Wallahu ’alam bi showab wa astagfirulloh....
sumber : sebagian mengambil pemikiran orang

subhanallah....
BalasHapus